14 Januari 2017

INGIN BERSAMAMU
Aku tak pernah ingin melupakan dirimu
Apalagi sampai benci
Sekian masa sekian cerita telah kita lewati
Suka dan duka bersama
Sungguh berat untuk kulupakan
Sangat tak mungkin untuk benci
Karena kau sangat berkesan
Karena kau sangat mendalam
Percayalah kekasihku
Hanya satu kau kasihku
Dan hanya satu inginku
Hidup bersama denganmu
SENYUMMU
Terlintas di benakku akan senyum manismu
Terukir senyummu di khayal ku
Seakan engkau berada di depanku
Senyum mu begitu memukau hati
Aku terhanyut dalam senyum manismu
Senyum mu memberiku rasa yang berbeda
Rasa yang membuat hari-hari ku
Menjadi bermakna
Senyum mu seakan tak terlewatkan
Dalam setiap detik waktu yang ku lalui
Dalam setiap ingatan yang ku bayangkan
Karena engkau adalah senyum terindah ku
Mengertilah
Lembah itu curam
Ku tak sanggup untuk melompat
Lain dari itu
Akan ku coba untuk melakukan
Cobalah untuk merasa
Bahwa apa yang aku rasa
Tak semata untuk berdua
Semau kau tahu tentang aku
Mekarnya kembang, indahnya taman
Kita pernah rasakan itu
Mengertilah…
Kau yang aku miliki
Bukan untuk saat ini
Tapi sampai saat akhir nanti
Penuh Tanya
Hitam….
Itu adalah aku
Dan kau..
Terlalu putih untuk ku miliki
Ku coba merubah hitam menjadi merah
Tapi pada kenyataannya
Kau terlalu abu – abu bagiku
Apa mungkin rasaku untuk mu..
Seperti hitam dan putih….?
Atu bahkan hanya sekedar abu – abu…?
Mungkin…
Tuhan tak menakdirkan kita bersatu
Tapi mengapa rasa ini terus menggebu..?
Memanggil namamu…?
Menginginkan keberadaanmu disini..?
Apakah Tuhan hanya ingin menyiksaku…?
Menyiksa perasaanku
Tapi mengapa..?
Jika aku tak ditakdirkan denganmu
Mengapa rasa ini sulit hilang di hatiku….?
Dan bayangmu,,
Tak pernah lepas di pikiranku
Aku hanya ibarat kupu – kupu yang malang
Terbang tanpa arah dan tujuan
Jauh….dan semakin jauh aku terbang
Sampai ahirnya..
Di suatu lembah yang jauh
Ku temukan sang kumbang
Dan aku berharap…
Kumbang itu adalah kamu….
Penaku Menulis
Penaku menulis..
Ketika hati menangis..
Menceritakan seribu kisah
Yang tak kan terlupa sampai ku menutup mata.
Pena ku menulis ..
Seribu syair pedihku
Menceritakan kisah ku
Yang tak akan terhapus oleh waktu..
Ku tulisakan seribu kisah
Dari bahagia hinggga derita
Bercerita tentang kisah cinta
Bercerita tentang indah dunia
Bercerita tentang perjuangan
Bersajak puisi kerinduan..
Dari Setiap sajak kata-kata
Ku titipkan sejuta tawa
Untuk dia yang aku cinta.
Apa yang telah aku punya
Pasti akan sirna binasa
Begitu banyak kisah cerita
Yang tak habis sampai ku menutup mata..
Aku bukan sorang pujangga
Yang pandai merangkai kata
Aku hanya manusia biasa
Yang menulis cerita cinta
Tentang aku dan masalalu.
Yang selalu membunuh rasaku
Yang selalu menjadi imaginasiku
Dia pernah singgah di hatiku
Mengisi ruang kosong di lubuk jiwaku.
Tentang dia yang memberi warna
Untuk dia yang telah sirna.
Antara Cinta dan Benci
Saat pertama aku bertemu denganmu
Hatiku terpana olehmu
Aku mencintaimu dengan sekejap mata
Aku mencintaimu pada pandangan pertama
Tapi kini..?
Aku bimbang antara ku cinta
Antara benci
Rasa benci ini telah melanda hatiku
Yang tadinya penuh kebahagiaan
Sekarang penuh dengan kesengaraan
Engkau telah membuatku benci
Rasa cinta yang dulu kurasakan.
Kini telah hilang terganti
Terganti rasa benci
Kau membuat hatiku tersiksa
Karena tingkahmu
Kini ku telah membencimu
Aku tak akan mencintaimu lagi
Tak akan
Dan takkan pernah lagi
Maafkan Aku Sayang
Kesunyian dalam hidupku
Selepas kau pergi
Mengurungku dalam
Gelap ruang hampa di hati
Bayangmu menjelma, terus dan terus menghantui..
Sayank ku tau kau marah
Karena sikapku
Karena ulahku
Setidaknya kau fahami mengapa ku cemburu padamu
Ku yakin kamu mengerti apa maksut hati.. Yang tak ingin kan kau jauh dariku.. Yang tak inginkan kau pergi dengannya.
Andai saja bintang dapat berbicara tentang kejujuran hati ini. Yang Tak ingin membuat langit hitam di hatimu.,
Ku tunggu tawamu lagi
Ku tunggu sapamu lagi
Sekalipun hanya sedetik saja..
Ku pasti bahagia…
Maafkan aku sayang…
Kesetiaan
Lenyap sudah kini semua
Harapan untuk trus bersama
Hngga kini hanya tinggal kenangan
Yang menusuk relung hati..
Kesetiaanmu bagai kan angin
Mudah pergi ke arah yang lain
Hingga engkau hanya menyisa kan
Angan angan kalabu..
Kini tinggal luka..
Kini tinggal pergi
Dan kini tinggal kcwa
yang menemani hari hari ku
Ku tak mengerti kesetiaan mu
hanyalah omong kosong belaka
yang sesaat mudah berubah..
Tanpa engkau sadari..
WAKTU YANG KUSESALI
Oleh Robiatul Adawiyah
Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa
Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu
Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada
Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu
Jasamu Adalah Surgaku
Oleh Ahmad Ismail Abi Khonsa
Enam Tahun..
Mungkin bukan waktu yang sedikit bagiku
Waktu yang telah kuhabiskan untuk menuntut ilmu
Sebagai bekal dimasa depanku
Enam tahun…
Kini waktu itu telah melewatiku
Melewati kebersamaanku dengan pelita jalanku
Pembimbing ketidak pahaman dan kebodohanku
Kini masa itu datang
Ibu dan bapak guru tersayang
Mungkin kata terimakasihpun tak cukup menggantikan jasamu
Bahkan materipun takan bisa membungkus pengabdianmu
Puisiku ini hanyalah bagian kecil dari syukurku
Atas ilmu dan bakti yang kau titipkan pada masa depan kami
Atas harap yang kau sandarkan pada cita-cita kami
Dan atas segala doa yang kau tanamkan pada langkah kami
Kini ilmu dan baktimu akan kami teruskan
Harapan yang kau sandarkan akan kami kokohkan
Dan doa yang kau panjatkan akan jadi kekuatan
Terimakasih guruku…jasamu adalah jalan surgamu
LENTERA REMAJA
Oleh Refki R.A
Percikan api membakar lilin
Kelap kelip cahaya menyala nyala
Belaian kasih Pembawa bencana
Menerpa remaja yang hilang terbawa
Tertiup dengan alur zaman
Kekuatan budaya tak bermakna
Ketakutan negara semakin mendekat
Kepungan asing bagai api bara
Karena pijakan otak melekat
Jiwa mereka telah menjadi abu
Lentera gema nasionalisme tak menyala
Terbang bersama cahaya yang tak berguna
Tanpa melihat siapa mereka
dimana kau berada
dimana para remaja
dimana harapan bangsa
dimana pelita nusa
lentera lentera itu hilang
lentera lentera itu padam
lentera lentera itu hanya bayang
lentera lentera itu tenggelam
negara milik remaja
remaja punya negara
pembela yang punya jiwa
karena kami remaja
kesatria bangsa
namun hanya sejarah
sejarah hanya tulisan prasasti
prasasti hanya peninggalan
peninggalan hanya kenangan
remaja kembalilah
lentera bercahayalah
sebab lentera malam
yang kelam telah hilang ditangan remaja.
GURU MAAFKANLAH
Oleh Aceng Kodir
Butiran air mata kami saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti adalah
Butiran air hujan yang sangat deras
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui dengan penuh hati ikhlas
Semua itu kau lakukan hanya untuk kami..
Panasnya suasana saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti adalah
Panas teriknya matahari yang terpancar
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui dengan penuh hati sabar
Semua itu kau lakukan hanya untuk kami..
Namun.., Sedih yang kau rasakan saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti adalah
Betapa sedihnya kami saat ini..
Ketika semua jasa mulia yang kau berikan
Tak bisa kami lalui dengan penuh balas budi
Guruku maafkanlah kami..
NESTAPA KELAM
Oleh Deddy Andrianto
Ketika mentari sudah berpendar di tingkap pucuk menara
Kala desau mengusik, siap menggerayangi sekujur raga
Kabut masih belum selesaikan cengkrama
Memikat juntaian stratus semburat jingga
Dan kini,
Terik terasa membakar
Terasa pengap dalam celah sempit terkapar
Tak sempat menghirup waktu yang terkecap anyir
Seorang pemuda berjalan di atas duri nyeri teramat getir
Katanya…
Aku terdidik dalam larva kelam
Hari-hariku menghitung butir padi kala dinginnya malam
Diriku terbalut dalam lilitan kisah begitu membungkam
Roma keringat mewarnai ragaku sehitam legam
Kau apa ?
Anarkis !
Aku tertindas dihujam badai kelam
Rampas segala harta, segala benda
Duniawimu kau bawa berlari mengejar karam
Cekatan bak seorang nahkoda tega membodohi nasib pelaut ulung
Terlukis dalam ego memporak-porandakan kehormatan terancam
Punah ditelan emosi, surut terhanyut oleh amarah yang terpendam
Aku merintih dalam nestapa kelam
GURU BUKAN PENGAJAR YANG BENAR
Oleh Muhammad Hafeedz Amar Riskha
Guru adalah pengajar yang mengajar
Bukan saling jajar, berbanjar dan kelakar
Guru adalah tulisan yang kita baca
Bukan tanda tangan ataupun coret-coretan
Guru laksana penerang jalan
Mangkal di perempatan sambil mabuk bir cap jabatan
Guru bagaikan mentari di pagi hari
Cahyanya menyinari membuat gerah setiap hari
Pahlwan tanpa tanda jasa, katanya
Pahlawan dengan tanda-tanda, faktanya
Lantangkan suara
Kibarkan bendera setengah tiang
Altar-altar pendidikan
Guru telah hilang
Guru telah sekarat
Pendidikan dekat wafat
Di brondong harta dan jabatan
Dengan tanda tangan
ALFIYAH IBN MALIK
Oleh Mz. Moesthofa
Alfiyah itu, du amacamnya
satu ruh, lain badannya
yang satu, ditulis sendiri
yang lain, bersemayam di hati
takboleh hilang salah satunya
kalau ruh di tindas, Alfiyah hanya buku
kalau tidak ditulis dikertas, Alfiyah hanya hantu
masing-masing pada faham, tidak bisa bertemu
Alfiyah, selalu dua macamnya
satu terbuat dari kertas dan mangsi
lainnya tak terperi
karena sejati
Alfiyah buku
ada dimana-mana
Alfiyah sejati, takmenentu tempat tinggalnya
timbul tenggelam, antara ada dan tiada
ARTI SECARIK PUISI
Oleh Aliefia
Menurut sebagian maanusia
Puisi hanyalah beberapa kalimat
Yg dipandang sebelah mata
Puisi adalah untaian kata sastra berirama dramatis
Dibaca penuh penghayatan
Tapi menurutku
Puisi bukan hanya beberapa kalimat
Tak berarti
Puisi menurutku suatu karya sastra yg mendunia
Lagenda
Dilahirkan dari tangan penyair hebat
Puisi dihayati
Karna keindahan syairnya
Kehebatan kalimatnya
Irama luar biasanya
Intonasi menarriknya
Puisi
Karya sastra
Paling menakjubkan
Itu opiniku
Dan mungkin beberapa orang
LIRIK UNTUK GURU
Oleh Umam
Bahwa guru adalah pahlawan
Aku seperti tawanan asing yang kelaparan
Dahaga oleh pengetahuan yang terus engkau tuangkan
Tulus kasihmu
Guru, bila aku adalah murid yang nakal dan malas
Sungguh kenakalanku tidak darimu
Sementara bijakmu selalu kau jelaskan padaku
Guru, bila aku adalah murid yang sukses esok
Tentu banggamu masih untukku
Sebab kaulah pelita
Sebab kaulah arah
Kau menerangi dan menuntun aku pada jalan terjal dan berliku
Guru, maafkan aku
Jika sopan dan santun yang kau ajarkan
Hanyalah kesombongan dan kecongkakan yang dapat aku lakukan
Maafkan aku
PEJUANG ZAMAN INI
Oleh Audrey Ocha Zabela
Guru…
Kau adalah Pejuang
Yang siap membentengi kami
Demi untuk kecerdasan bangsa ini
Kau latih kami untuk kuat
Kau ajari kami untuk menang
Kau bimbing kami untuk menuju sukses
Kau marah saat kami menyerah
Kau kecewa saat kami gagal
Tapi kau bahagia saat kami menang
Guru…
Perjuanganmu sungguh mulia
Kau rela mengorbankan semuanya
Demi kami anak-anak bangsa
Di Antara Dua
Di antara dua, aku harus memilih
Entah satu baik atau buruk
Aku tak bisa berdiri di antara keduanya
Dan aku menentukannya
Di antara dua, aku harus masuk
Entah satu mudah atau sulit
Aku tak bisa bergelut di antara keduanya
Dan aku meratapinya
Di antara dua,aku harus berjuang
Entah satu manis atau pahit
Aku tak berhenti meraih satunya
Dan aku tak ingin kalah
Terimakasih Guruku
Guru… …
Kaulah pembimbingku……
Kaulah pengajarku……
Kaulah pendidikku……
Guru……
Itulah julukanmu……
Yang tak pernah bosan dalam……
Mengajar dan membimbingku……
Guru……
Kau bagaikan cahaya……
Yg menerangi jiwa dari segala gelap dunia……
Kau adalah setetes embun yg mnyejukan hati……
Guru…..
Kau adalah pahlawan yg tidak mengharapkan balasan……
Dari segala yg kau lakukan……
Kau lakukan dengan rasa ikhlas ……
Guru……
Tanpamu aku akan hancur……
Tanpamu aku akan sengsara……
Tanpamu aku akan sesat……
Guru……
Tanpamu aku tidak bisa menulis……
Tampamu aku tidak bisa membaca……
Tampamu aku tidak bisa berhitung……
Guru……
Terima kasih ku ucapkan kepadamu……
Atas segala jasa-jasa yang kau berikan……
Selama aku belajar di sekolah ini……
Guru
Guru…
enkau membimbing ku setiap hari
setiap waktu dan setiap saat
hatimu sunguh mulia
enkau adalah orang tua ku yang ke2 dalam hidup ku
Setiap hari
kau curahkan ilmu
untuk bekalku nanti
enkau adalah patriot pahlawan bangsa
Terima kasih guruku
karna enkau lah aku menjadi pintar
enkau ku sebut
pahlawan tanpa tanda jasa
Majulah Terus Siswa Indonesia
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan
Guruku Pahlawanku
Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Kenangan Indah
Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku
Sawah
Oleh: Sanusi Panc
Sawah di bawah emas padu,
Padi melambai,melalai terlukai,
Naik suara salung serunai,
Sejuk di dengar,mendamaikan kalbu.
Sungai bersinar,menyilaukan mata,
Menyamburkan buih warna pelangi,
Anak mandi bersuka hati,
Berkejar-kejaran berseru gempita.
Langit lazuardi bersih sungguh,
Burung elang melayang-layang,
Sebatang kara dalam udara.
Desik berdesik daun buluh,
Di buai angin,dengan sayang
Ayam berkokok sayup udara
Batu Kelapa
Oleh: Kahlil Gibran
Dua muda bercermin cahaya,
sesaat terik melepas biasnya di perigi
harap. Jengkal waktu merayap malas, bertali
dua perempuan paruh nafas luruh di tepi daun kaca:
merayu sepasang batu kelapa, terpukul nyata.
Keajaiban bagai memikat beliung
rasa dua muda itu, dan gegas melambung
paruh demi sepasang batu kelapa;
memundak gersang terka.
Tak lama batu kelapa menanak
santannya di tempurung berekor bulu.
Mengasah dua muda untuk menilik: adanya
kisah batu di kelapa selepas gelap.
Kemana Perginya Alam Lestari
Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu
Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku
Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
Senja Yang Indah
Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja..
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta..
Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam..
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam..
Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan..
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman..
Keindahan Alam Hutan
Saat ku sedang berdiri diatas bukit sendirian
Melihat hijaunya pemandangan alam..
Berjuta-juta kesejukan udara segar kutelan
Masuk meresap kedalam secaraperlahan..
Sungguh keindahan alam yang menakjubkan
Membuat setiap mata terpesona saat menyaksikan..
Sungguh keindahan alam yang menakjubkan
Tak akan ada yang bisa menciptakan kecuali Tuhan..
Hijaunya sungguh sebagai paru-paru alam
Membuat sejuk dan segar penghuni lingkungan..
Menebarkan keindahan yang membuat nyaman
Meneyelimuti lingkungan dengan kabut kedamaian..
Indah tebing yang mengalirkan pancuran
Mengaliri sungai-sungai yang berbatuan..
Menciptakan alunan -alunan alam di setiap percikan
Berpadu dalam derasnya air yang mencium bebatuan..
Lewat puisi tentang alam ini aku tuliskan
Luapan ekspresi jiwa yang ingin kuungkapkan..
Rasa syukur yang besar kepada Tuhan
Atas keindahan alam yang telah Dia ciptakan..
Senja Disana
Di alam penuh keindahan
Ketika warna terpadu dalam racikan sang maha Indah
Alam ku tercipta dengan seni penyempurnaan
Hingga tergores lukisan nan mempesona
Tak perlu melihat emas dalam bumi kita
Tak perlu melihat intan di tanah air Indonesia
Untuk membuatmu bersyukur telah terlahirkan
Di Indonesia tercinta
Lihatlah alam semesta kita
Betapa gunung kokoh berdiri menusuk langit
Betapa laut membiru dengan kejernihan
Betapa hamparan sawah hinggap ditanah penuh kesuburan
Tidakkah kau bersyukur atas semua keindahanNya?
Senja disana,
Di atas pantai yang kini kau lihat
Itulah bukti betapa indahnya negeri kita
Agar kita bersyukur,
Karena Tuhan
Melahirkan kita
Diatas tanah
Penuh keindahan
Potongan Surga Nusantara
Masih dalam renungan pagi
Saat burung berkata merdu
Menyanyi kicau sendu tentang alam hari ini
Disana terhampar potongan surga
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin
Padi menunduk dalam kebersahajaan
Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari
Inilah Indonesiaku,
potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita
Inilah Indonesiaku
Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku
Inilah Indonesiaku
Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku
Inilah Indonesiaku
Tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan
Lagu Ombak
Oleh: Kahlil Gibran
Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa
Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.
Kupu Kupu Itu
Oleh: Ananda Tri Oktavilia
Seandainya kau tetap berwujud ulat…
Tak seorang pun bersedia mendekat…
Apalagi untuk memegang untuk bercengkerama…
Tentu takut akan rambutmu yang bikin gatal…
Tapi kini perjuangan mu menemukan perubahan…
Tubuh yang jelek dan rambut yang gatal…
Kini berubah dengan keindahan…
Sayap dan tubuh bewarna berkilau…
Kemana kau terbang selalu menarik pandang…
Hingga di puncak puncak bunga menambah pesona…
Banyak orang yang ingin bercengkerama…
Aku ingin bisa seperti mu…
Melakukan perubahan untuk kemajuan…
Alam
Ku buka mata
Cahaya pagi menembus kaca jendela
Semerbak mawar merah dan putih merekah
Ku buka jendela
Ku hirup udara nan segar.
Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi
Setetes embun membasahi daun
Kicauan indah terdengar di telinga
Angin menembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru
Dan indahnya Bumi.
Puisi dari (Vino Tritambayong)
Bencana Melandaku
Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asli terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau Lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata dunia Terpengarah menatap heran
Memang kejadian begitu dasyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya Nurani
Tuhan… Mengapa semua ini terjadi..!
Mungkin kami telah banyak Mengingkari mu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan Dosa-dosa
Ya… Tuhan ampunilah kami dalam segala dosa.
(Puisi Tampa Nama)
Permainya Desaku
Padi mulai menguning
Mentari menyambut datangya pagi
Ayam berkokok bersahutan
Petani bersiap hendak kesawah
Padi yang hijau
Siap untuk di panen
Petani bersukaria
Beramai-ramai memotong padi
Gemercik air sungai
Begitu beningnya
Bagaikan zamrud Khatulistiwa
Itulah alam desaku yang permai.
(Puisi Tampa Nama)
Alam Di Lembah Semesta
Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahayanya menusuk citra
Pahatan gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zambrud
Tinggi dan tajam
Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah snubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak
Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di Selah Kaki-kaki mengejek Karya-karyanya
Di manakah aku berada…?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna
Sungguh jelita permadani ini
Tebarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan
Puisi dari (Ardian H)
Indahnya Alam Negri Ini
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari yang baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Ku pejamkan mataku sejenak
Ku rentangkan tanganku sejenak
Sejuk, Tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk ku pendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, Kita harus menjaganya
Agar keindahanya takkan pernah Sima.
Puisi dari (Ronny Maharianto)
Keindahan Alam Indonesia
Saat aku membuka mataku,
ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berfikir, bahwa aku masih bermimpi
Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku
Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar membentuk gugusan pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur
Samudra luas membentang dengan air yang biru
dan berisi keindahan di bawahnya
Aku bangga menjadi anak Indonesia
Aku berjanji aku akan menjagamu
Kupu-kupu
oleh: Dedes Vioulia
Tubuhnya yang indah
Sayap-sayap nya yang elok
Warna tubuhnya yang mencolok
Dan berbagai hiasan yang menghias tubuhnya
Metamorfosa telah sampai diujung tanduk
Dan menjadi makhluk yang indah dan cantik
Bunga-bungapun siap dihinggapi
Oleh si kupu-kup yang mungil
Tanpa ada rasa bosan
Berbagai tempat telah iya hinggapi
Berbagai musim telah iya lalui
Berbagai cerita telah iya dapati
Setiap hari yang cerah
Kau selalu mewarnai dunia
Dengan tubuhmu,dengan warnamu
Dan dengan semua yang kamu punya
Sahabat Sejatiku
oleh: Nudia Mafaza
Bintang-bintang mengambang dilangit biru kelam malam
Menyiratkan sebuah ketenangan malam yang menggugah jiwa
Kata demi kata menghantarkanku terlelap dalam buaian remang – remang cahaya lilin
jam dinding menunjukkan angka 9 malam,
namun entah kenapa mataku masih dapat menahan kantuk
Ku ambil pena hitamku
Dan kutulis kisahku dibuku diaryku
Semua isi hatiku kucurahkan dalam buku itu
Semuanya,tentang aku
Tentang dia
Dan tentang cinta
Buku diary adalah sahabat setiaku
sahabat dikala aku kesepian
Tempat untuk mencurahkan isi hatiku
Teman untuk berbagi kisah
Hanya kau sahabatku
Sahabat sejatiku
Untuk Sahabatku Ani
oleh: Fatmawati Latif
Ani…,wajahmu teduh dalam rembulan sepuh
Hadir menyapaku dalam balutan jilbab ungu
Senyummu tersungging ayu menggapai jemariku
Oh…kaukah itu…?”, sahabat yang selalu kurindu
Memanggilku dengan suara merdu.
Olala…,aku mimpi bertemu
Dengan sahabat-sahabatku dulu
Bersua di bawah rimbunan pepohonan depan kampus biru
Bersama Atin, Rini, Fitri dan Nurul
Tawa kita seolah tak pernah surut.
Akankah kita bertemu…?”
Merajut kembali silaturahmi kita dahulu
Waktu yang kan menjawab semua itu.
Biarkan masa terus melaju…
Kenangan persahabatan kita takkan pernah layu.
Tinggal Kenangan
oleh: Ayu Sri Rahayu
Kawan,,
Ingatkah kau dulu kita pernah bersama..
Menelusuri jalan hidup bersama..
Duduk berdua menatap langit..
Melukis awan yang cerah..
Menghitung bintang yang tak terhitung..
Menatap pelangi..
Dan menikmati sinar mentari..
Namun semua itu kini tak lagi terjadi..
Karna kau t’lah pergi..
Pergi menempuh hidup baru..
Meninggalkan semua kenangan..
Melupakan semua mimpi..
Mimpi kita berdua..
Dan kini mimpi itu t’lah hancur..
Dan yang tersisa hnyalah tinggal kenangan….
Puisi – Tak Akan Kulupa
Saat koridor-koridor itu mulai terbasahi
Gelap menyelimuti setiap orang berseragam
Kau datang membawakanku pelangi
Saat hujan luka itu masih menari diatas perih
Kau hadirkan senyum terindah
Saat aku tenggelam dalam larutnya kegelapan
Sedikitpun tak akan ku lupa
Saat kau membawaku pada kehidupan
Sedikitpun tak akan ku lupa
Saat senyummu menjadi satu-satunya nafas untukku
Tempat Pembuangan Akhir Cerita Mereka
Maaf…
Aku memang bukan pendengar dan penghayat cerita yang baik
Apalagi memberi penjelasan rumitnya cerita itu
Tapi setidaknya…
Tak lepas statusku menjadi tempat pembuangan akhir cerita itu
Walau lebih sering aku teremehkan
Datang ketika dibutuhkan saja
Tapi tak masalah bagiku
Terima kasih sahabatku
Kalian masih menganggapku ada

Kumpulan Puisi Persahabatan, Puisi Untuk Sahabat Sejati

Categories: puisi - On: Tuesday, January 19th, 2016
Sahabat Sejati
kian lama hidup yang ku jalani
selalu bersama mu sahabat ku
susah sedih senang yang ku rasakan
bersama mu sahabat ku
sahabat
begitu banyak kenangan yang kita lalui
ke bahagian yang selalu kita rasa bersama
namun musnah dengan sekejap
telah di renggut oleh maut yang tak terduga
sahabat
kini kau telah pergi meninggalkan ku
meninggalkan semua kenangan kita
menyimpulkan sebuah air mata
yang terjatuh di pipi ku
sahabat
meski kini kita tak bersama
meski kita telah berbeda kehidupan
namun kita tetap satu dalam hati dan cinta
karena kau sahabat sejati ku
selamat tinggal sahabat ku
selamat jalan sahabat sejati ku
cinta kasih mu kan selalu satu di hati ku
selamanya ………
karya :zhulva
Purnama Tanpa Akhir Cerita
Oleh Astrie Linda
Kuceritakan lagi tentang purnama..
Suatu hari..
Pernah kubayangkan perihnya melihat purnama tersenyum dan pergi menuju arah yang berlawanan
Tepat!
Dipermulaan bulan Dzulhijah
Purnama akan segera pergi
Dan kotak hitam yang mengapung itu akan terseret ombak kehidupan
Hingga ia hilang tanpa arah yang pasti
Tidak ada akhir cerita..
Terima kasih kuucap untuk yang kesekian kali
Atas kesetiaanmu menemani menghiasi mimpi
Sampai aku terbangun kembali dan menyadari
Bahwa banyak nikmat Tuhan patut disyukuri
Kuingatkan padamu, simpan rapat rahasia yang pernah kubisikkan dimalam itu..
Malam indah yang sinarmu begitu sempurna
Cerita kita tidak akan pernah berakhir, Purnama
Karena Purnama akan selalu ada pada setiap waktunya..
Sinar Seorang Sahabat
Dalam sebuah kesunyian
Dijalan pelita
Soal hidup yang kadang tak menentu
Merangkai kisah dalam kesendirian
Ungkapan tulus dari seseorang
Seolah menjadi sinar yang mendadak datang
Berbagi duka dan tawa
Ibarat angin yang menebar keceriaan
Atau bulan yang setia menemani kegelapan
Disaat ku jatuh dan pasrah
Kawan…
Temani bintang yang kesepian
Yang cahayanya nyaris pudar ini
Yang enggan menunjukan kerlip kebahagiaannya
Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan
Kisah yang tak pernah berakhir meski di telan waktu
Ayo jalani bersama
Takdir kita jalani dengan penuh perjuangan
oleh Rifa Annisa, Majalengka
Menangislah Sahabat Yang Kucintai
Oleh Pipit
Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair
Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan…
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu
Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.
Buru-Buru Memburu
Oleh Claudia Willy
Mengenang masa indah ini
Bersama berjalan-jalan mengobrol
Hanya mengingatnya saja
Takkan ada raguku menarik ujung-ujung bibirku
Dalam sendiri
Aku menawarkan dirimu
persaudaraan sejati
dengan demikian kita takkan terpisahkan
Namun ini adalah perpisahan bagiku
Relung-relung senja masuk dalam tubuh sendirian ini
Kau tidak di dekatku
tidak menyapa ataupun berbincang-bincang denganku
Aku tidak bersamamu saat ini
Kamu telah dimiliki
Aku dan kamu sepasang sahabat
Tapi kamu dan dia sepasang kekasih
Dan tak mungkin kurusak pengalaman pertamamu itu
Aku buru-buru mencari
arti kecemburuan ini
Buru-buru memburu kesepian ini karena kamu pergi
Aku seperti tidak ada artinya
Bagaikan kamu
takkan menceritakan pengalaman cinta pertamamu
Penyesalan
Oleh Veronica Andrian
Air mataku menetes
Menahan air mata ini
Entah mengapa tiba tiba
Terbayang di pikiranku seorang sahabat
Yang selalu ada bersamaku
Tapi tak pernah aku sadari
Betapa bodohnya aku
Mempunyai sahabat terbaik
Tapi memilih sahabat palsu
Yang tak pernah ada untukku
Semua salahku…
Hanya mengejar ketenaran semata…
Akhirnya Baru kusadari…
Terkenal bukanlah apa-apa
Hanya debu yang lewat tanpa perlu dihiraukan
Terkenal bisa hilang dan datang kapan saja
Tapi sahabat sejati akan hilang dan takkan kembali
Sahabatku…
Setelah kau pergi
Seperti meninggalkan dunia ini
Aku baru sadar dan kurasa semua sudah terlambat
Tak akan ada waktu yang bisa diulang
Aku Membutuhkan Sahabat
Oleh Leni Suci Rahayu
Ketika hidupku ini hampa…
Ketika hari-hari ku sendiri…
Aku sunyi…
Aku membutuhkan sahabat..
Bahkan tidak hanya seorang sahabat..
tapi banyak sahabat..
Aku seperti sendiri .. sendiri di dalam masalah hidupku
Bahkan seorang kekasih pun tidak kunjung datang menghiburku
Aku sendiri ..hanya berteman sepi
Yang terkadang meneteskan air mata..
Depan televisi… di dalam kamar..
hanya dua tempat itu yang menjadi saksi bisu kegelisahanku
Tuhan…kirimkanlah sahabat untukku..
Aku tidak mau sendiri di dunia ini
Tuhan….tuntunlah aku juga untuk tetap mengingatmu
Engkau sahabat terindah,,,
Aku yakin Engkau akan memberiku sahabat terindah juga di dalam hidupku ini
Kita Selalu Bersama
Sedih, sunyi, canda, tawa kita lewati bersama
Kemanapun bagai tali yang telah diikat kuat, yang tak dapat dilepas
Kau hibur aku disaat gundah dan kuhibur kau disaat kau membutuhkan
Kita saling melengkapi satu sama lain
Tapi berbeda
Berbeda pada saat itu
Pada saat waktu tak berpihak kepada kita
Kau dan aku terpisah
Dan akhirnya,
Akhirnya kau meninggalkan aku dengan sosok bayangmu
Bayangmu yang tak tahu dimana tubuhnya
Yang sekarang sudah tak mempunyai hati dan perasaan
Seperti bukan lagi sahabatku
MIMPIKU MENGEJAR MATAHARI
Oleh Topan Segara
Siapakah gerangan dirimu kelak, pengantiku ?
Betapa ikhlasnya rupa cantikmu menyanjungku yang dirundung pilu.
Terima kasih telah menggantikannya.
Cinta lamaku yang terlukis buram.
Aku tak perduli.
Bagiku kau cantik di hatiku bukan di mataku. Malam pengantin itu.
Kelak ingin aku ciptakan gubuk rumahku.
Layaknya hamparan taman surga.
Diantaranya burung2 berdendang.
Kupu-kupu menari, dan dawai nan mendayu.
Aku ciptakan.
Dari tangan kotorku yang terus berdoa tanpa henti.
Dari kain2 lusuh yang aku katakan bahwa itu adalah sutera.
Kau tersenyum, lalu berbisik “”bimbing aku menuju ridhamu dan ridhaNya””.
Siapakah gerangan dirimu kelak, pengantinku ?
Cahaya Bintang
oleh Kharisma Intan Agipratiwi
Ku terjebak dalam kekacauan dunia ini
Ku tatap indahnya malam hari
Terdapat satu bintang yang jauh dari kumpulannya
Tetapi,sinarnya seterang cahaya Sang Surya
Apakah ia bersedih karena dunia ini?
Apakah ia tidak bisa menggapai keinginannya?
Kenapa dia hanya sendiri di ujung sana?
Apakah tidak ada yang mengharapkan dia?
Aku akan berharap pada bintang itu
Aku akan menjadikan bintang kecil itu
Sebagai ladang impian
Dan ladang impian semua orang
Tanpa adanya ragu
Aku mulai membentangkan sayap kecilku
Aku mulai membagikan keinginanku
Agar ia sadar bahwa ia tidak sendiri di dunia ini
Aku akan percaya
Inilah jalan kehidupan yang ku ambil
Inilah jalan kehidupan yang ku pilih
Keyakinan ini tak akan lagi tergoyahkan
Kegagalan yang aku hadapi selama ini
Kesulitan yang menghampiriku saat ini
Kini telah kembali perlahan menjadi setitik cahaya
Cahaya yang akan selalu bersinar terang
Meski hanya seorang diri di dunia ini
Setapak Jejak Awak
oleh R.A.G Tunjung Dewi
Dibawah langit biru awak berpijak
Diatas ombak biru awak
berlayar
Berlayar melawan arus
Dikala senja awak berjalan
Setapak jejak awak
Awak berjalan melawan keperihan
Angin kalbu menyerusup masuk
Dikala senja awak berfikir
Berfikir akan sebuah harapan
Harapan yang akan di tempuh
Dibawah derasnya hujan awak menari
Menari nari dikala ada tangis
Setapak jejak awak
Rembulan malam telah menanti
Menanti sebuah penantian panjang
Wahai embun pagi
Awak siap menjemput mimpi
Perjalanan menuju sukses
oleh Rojaur Rafiqi
Kaki terus melangkah
Tanpa henti menginjak kawat berduri
Berbagai rintangan telah di hadapi
Akankah ini akan bertahan hingga garis akhir?
Sabar menjadi kunci
Ilmu menjadi bekal dalam perjalanan
Dan Pengalaman menjadi penasehat sejati
Kadang tawa, kadang sedih
Kadang aku tertawa di dalam kesedihan
Dengan tujuan menghibur diri sendiri
Semoga perjalanan ini tidak sia sia
Semoga perjalanan ini bisa sampai ke garis finis
Semua telah aku kerahkan
Sekarang saatnya aku ikhtiar dan optimis
Berjalan Pulang
Oleh Oky Patria Sadewa
Hidup ini adalah sebuah perjalanan untuk pulang
Melangkah tanpa tahu kapan saat datang petang
Berjerih perih untuk harta yang nantinya pun lenyap
Hingga akhir nyenyak abadi ku dapat dalam senyap
Memang hidup adalah perjalanan untuk pulang
Sembariku menata remah dunia kian mengekang
Buat apa kaya tapi harus melukai kawan seperjalan
Toh… tak ku peluk erat tidur dalam sunyi timbunan
Hanya pungut aku saat tenggelam dalam kelam
Hanya tapih ragaku kala malam kian terbenam
Andai sayat sembilu langkah ini banyak tercela
Sejuta maaf kataku jika nafasku masih terhela
Sahabat Seperjalananku,…
Hidup ini adalah sebuah perjalanan untuk pulang
Dan setiap langkah adalah jejak menuju petang
Pesan Sang Bayang
Oleh M Ferry Andrian
Ketika senja berada di dalam sebuah pelupuk mata
Saat logika dibunuh oleh harta
Benci tuk mengatakan sesuatu
Hal layak yang termakan sang waktu
Melihat sebuah ketertarikan akan sang haru biru
Tanpa pernah mengkhawatirkan si jenaka baru
Ku berada di bawah sebuah senja
Yang kan selalu indah nan penuh makna
Peluru keluar dari sebuah senapan kata
Ketulusan akan sebuah kata sarat makna
Memikirkan sebuah keindahan mata
Mencintai akan sebuah cita cita
Tanpa pernah akan tercipta
Diriku hanya sebuah bayangan gelap
Dirimu adalah bidadari yang terlelap
Waktu Yang Berlalu
Oleh Choco Caster
Andaikan saja waktu…..
Dapat ku putar kembali…..
Sejenak ku akan terdiam disana….
Dan ku renungi apa yang telah terjadi……
Mungkin….
Inilah salahku….
Salah dimana aku terdiam dan membisu….
Saat kau inginkan hadirku…
Kini waktu pun berlalu…
Detik yang terhempaskan…
Menit yang ku habiskan…
Dan hari yang ku biarkan berlari….
Meninggalkan aku seorang diri….
Harapan Seorang Insan
Oleh Andi Amryani Amir
Kehidupan ini memaksaku untuk kuat
Dari berbagai masalah yang tak berujung
Menjelma menjadi misteri yang indah
Semua seperti sandiwara..
Tuhan…
Aku takut kehilangan orang-orang yang kusayangi
Aku takut kehilangan perhatian dari mereka
Aku takut kegelapan & kesunyian
Jika hidupku masih panjang
Aku ingin melakukan sesuatu untuk mereka
Meski kecil & nyaris tak berarti
Namun mampu dikenang hingga akhir hayat
Bahkan hingga aku pindah pada dimensi yang lain
MENYENTUH LANGIT
Oleh Refsi Nurma Nelfahny
Saat senja telah berganti
Kicau burung menemani
Tak kecuali awan membasahi
Alunan coklat yang terhiasi
Menatap angin yang semu
Apa kau tak mau tahu
Di rasi juta bintang
Gemerlap indah bertabur riang
Ku lukis indah sayap mega
Kan terukir seribu ceria
Tuk mampu aku kesana
Temani malaikat yang bahagia
Satu jemari telah menyapa
Menari indah dan jelita
Pesona ia bersimpul irama
Di taman angkasa Sang Kuasa
Hanya sanggup terpukau
Tanpa harus tinggal disana
Inikah pintaku….
Ku sentuh itu dengan lembut
Ku rangkai cita-citaku
Biarkan aku menyentuhnya
Biarkan aku menyentuh langitku….
HATI YANG TAK TERGOYAHKAN
Oleh Kifayatul Akhyar
Teruntuk hati yang pernah mati
Mungkinkan akan kembali
Mesti istigfar yang ku lapalkan telah meribu
Kembali mengalir dalam darah
Kemanakah wahai hatiku ?
Saat jemari ini sudah lelah memetik senar kehidupan
Dimanakah relief – relief nada cinta yang kuciptakan
Lebur dan berserakan
Sekarang kau telah bersama dia
Dia yang kau cintai
Dia yang engkau sayangi
Dia yang selalu ada dalam ingatan mu
Dan dia yng segalanya bagi langkah kakimu
Aku tak meminta yang lain darimu
Aku tak meminta agar kau tak menyiakan ku
Aku bagaikan purnama gerhana
Yang hilang tanpa arah tujuan
Aku tak perlu harapan mu
Yang aku perlukan adalah sebuah kepastian lagi
Kepastian yang bukan sekedar rasa yang tertinggal
Sepercik Kerinduan
oleh Tri At
Hanyutku dalam lamunan
Tenggelam gelap ,termakan malam..
Ku lihat jam yang slalu berisik
Tak bosan jarum itu untuk berputar..
Terbayang kenangan masa silam
Ingin ku dekap kembali, berbagi bersama..
Akan tapi semua sia-sia
kau yang telah lama pergi jauh
pergi tinggalkan duniawi..
Ingin rasanya ku ikut ke duniamu
terbang ke langit bersama malaikat
atau justru berenang di lautan api bersama iblis…
BIARKANLAH KAU YANG MENUNGGUKU
Oleh Ikhsan Saputra
Setiap bait nada rinduku
Kujahit dalam sebuah rajutan cintaku padamu
Untuk tiap-tiap kata cinta,
Yang selalu datang saat aku memikirkanmu,
Akan ku pantulkan dengan cermin kesetiaanku,
Agar aku terhindar dari rindu yang menghampiriku,
Kan ku biarkan kau yang menungguku,
Kan ku coba bagaimana kesetiaanmu,
Agar kau bisa merasakaan,
Bagaimana rindu itu sebenarnya,
Agar kau dapat mengerti apa itu kesungguhan,
Bukan sebuah kepalsuan bukan candaan,
Yang kau tuduhkan kepadaku itu,
Inilah rasanya rindu,
Memberatkan diri membuat cemburu,
Inilah rasanya rindu,
Biarkanlah kau yang menungguku
Sepercik Harapan
Oleh Yuningtias
Serpihan malam
getaran-getaran halus
menggenggam lurus
dalam detik ini
ingin ku selimuti
bayang-bayang sepi
Aku kehilangan bayangmu
kusapu bekas bayangmu
aku masih seperti kemarin
menanti dalam hening
namun kau tak bergeming
menuju ke arahku
Entahlah…
mungkin aku harus berlalu
mengalah pada waktu
karena aku didirimu
hanya sebagai sosok semu
aku cukup berdiri disini
tanpa segala sesuatu tentangmu
Penjara Mimpi
Oleh Damai
Izinkan aku keluar dari penjara ini
Hingga aku bertemu dengan mimpi
Mimpiku yang lama aku rindukan
Penjara ini membuatku semakin terpenjara
Oleh serpihan kenangan yang tak jua ku lupa
Izinkan aku memenjara sepi sendiri
Hingga aku mampu bangkit
Menyusun mimpi yang telah roboh
Diterpa gejolak ego
Diterpa cinta semu
Izinkan aku terbang bagai dandelion
Menuju tempat baru
Untuk tumbuh di sana
Dengan segala hal baru
Mimpi aku merindumu
Pada matahari yang tiap pagi menyapa
Lewat celah jeruji kesadaran
 Mimpi…
Aku ingin bersamamu
Bebas
Dan bebas dari mereka yang merobohkanmu
Bersama Hembusan Angin
Oleh Fitri Noviananda
Bersama hembusan angin dan udara alam semesta
Dan daun-daun berguguran
Bersama sehalus dan sebening awan dilangit
Bersama bayang-bayang semu
Merasakan indah dan sunyi yang kurasakan
Kumemandangi dalam keteduhan..
Memandang indahnya seduh sedih sedan
Bersama tetesan hujan yang membasahi alam ini
Dalam doaku berkata akankah bayang-bayang semu menjadi nyata?
Apakah hanya ilusi sesaat?
Bersama hembusan angin dan daun-daun berguguran..
Menjadi saksi bisu anatara kau dan aku.
PERJALANAN
Wanita malam jadi kenangan
Dalam suatu perjalanan
Bola matanya indah menggoda
Memberi rayuan tentang kemesraan
Sungguh murah kau tawarkan
Ternyata cukup uang recehan
Cuma sekedar untuk membeli jajanan
Pernah sesekali aku tanyakan
Mengapa tak kau tinggalkan hal demikian
Sebab itu kesia-siaan
Tak salah memang kau katakan
Kalau itu saling menguntungkan
Tetapi ada pihak yang dirugikan
Ibu mu yang melahirkan
EPIFAT KEHIDUPAN
Terjerat dalam kebingungan
waktu yang merenggut manisnya kehidupan
mengikis sisa keharmonisan
terlukis pada akhir goresan
Asma-Mu…….
Selalu terucap, dalam lirih lepas udara keaslian
jika nafas masih teratur berjalan
warna itu takkan pernah ternodai
perbuatan itu,pasti berakhir mati.
Jika Kau beri aku 1 harapan
pasti ku beri sejuta pancaran keabadian janji sejati
KEBAHAGIAAN
Senyumlah..
andainya senyummu itu,
bisa menopengi kedukaan,
kerna kau akan lebih derita,
melihatkan wajahmu sengsara.
Ketawalah..
andainya tawa itu,
mampu mengusir kecewa,
kerna titisan luka pasti mengalir,
tanpa hati yang mengepam gembira.
Carilah bahagia,
biarpun sampai kehujung nyawa,
kerna itulah pengobat segala nestapa.
Andainya jasadmu kian longlai,
bertongkatkanlah dengan ucapan,
tasbih Ilahi dengan penuh harapan,
karna nyawamu takkan berkekalan.
AKU BISA MEMAHAMI TAK BISA MENGERTI

Aku….
Aku berdiri bersandar di tembok ini…
Memahami setiap isi bait yang ku temui…
Ternyata tak bisa ku mengerti..
Hanya bisa melihat dan membaca nya..
Aku….
Aku memang jalang dan tak berharga diri..
Yang selalu mengusik diri dengan api..
Menimba api dengan sayatan mimpi..
Aku tercoreng ke lembah ini…
Dan aku…
Aku terlihat menjadi inti diri…
Menjadi rapi di hari yang sunyi..
Dan aku menjadi sunyi di setiap hari..
Karena api ku padam di tiup sunyi…
RENUNGAN MALAM

Malam ini begitu menerawang,,,,
bagikan gelap tak kunjung terang,,,
manakala hati sedang gundah gulana,,,
menuntun suatu isyarat untuk memenuhi,,,
yang dilalui untuk mengetahui,,,
Mulailah untuk menjadi akhir,,,
akhirilah untuk memulai yang baru,,,
dengan tujuan yang pasti,,,
akan sebuah gapaian yang indah,,,
naluri yang kita inginkan,,,
untuk sebuah ilusi,,,
yang terjadi kelak dalam kelam,,,,
Malam berganti pagi,,,,
mulai dengan lembaran baru,,,
untuk tujuan yang pasti,,,,
namun terjadi hal2 yang terlah menghalang,,,
dengan tujuan pasti,,,,
halangan tak terhiraukan,,,
dengan jauh melangkah kutrobosnya,,,
untuk menuntaskan dunia depan yang jauh,,,
BINGKAI KEHIDUPAN

Masa demi masa berlalu sudah
Kemana kaki jalan melangkah
Liku-liku kehidupan mengukir sejarah
Kini saatnya berpotret diri
Berbenah dari segala keburukan
Meningkatkan semua kebaikan
Ramadhan sebentar khan tiba
Kini saatnya tuk membuka pintu hati
Memaafkan semua kehilafan
Mari kita sambut dengan gembira
Dengan memperbanyak ibadah
Tuk menggapai tingkatan taqwa
Derajat tertinggi disisi khalik
Semoga Allah selalu membimbing kita
Dan nanti memasukkan kita dalam surga-Nya
Amiin
HARTA DAN CINTA

Jangan Kau Melihat Wajah Karena Bisa Menipu
Jangan Pula Kau Melihat Harta Karena Bisa Hilang
Datanglah Kepada Orang Yang Bisa
Membuatmu Tersenyum,
Membuatmu Selalu Tertawa,
Dan Membuatmu Merasa Dia akan selalu disampingmu,
Melindungimu dan Menyayangimu.
Jangan Kau Sia-siakan hidup untuk hari ini,
Hidup ini Terlampau Singkat
Bila dilewatkan Bersama Pilihan Yang Salah
PELABUHAN HIDUP

Gelap yang kelam akan tiba dengan sendirinya
Raga dan ruhmu akan lepas sejenak melayang menjadi mimpi
Kibasan angin gelap merasuk menusuk setiap rongga kehidupan
Perlahan namun sengit, menjamahi apa yang ada
Terlupa sudah memori palsu itu
Hanya terlewat takkan abadi
Jiwa murka selalu ditengahi suka
Perangai buruk akan terbentuk
Kelam berubah
Muram kalah
Suram tak terjamah
Tanda mulai mengatas
Imaji jadi pasti
Teori akan jadi kondisi sesungguhnya
Terpikir dan terukir di pelipis mata
Hilang sekejap namun akan kembali mengenda
PANORAMA KEHIDUPAN
Angin bertiup kearah sang penghidupan
Menikmati panorama dipagi hari,
Merasakan sejuknya alam yang damai.
Para burung mulai keluar dari rumahnya,
Berterbangan dan mulai mencari apa yang harus dia cari
Awan hitam yg menyelimuti,
Kini berubah menjadi Awan Biru Keindahan
dan menjadi Langit yg menakjubkan.
Lukisan-Lukisan yg menghiasi Langit Pagi,
menambah kedamaian hati
dan membuat mata menjadi Kagum.
Itulah Tuhan,
Sang Pencipta abadi.
Menciptakan segala rupa,
dan menikmati hasil karyanya tentang
Indahnya Panorama Kehidupan.
GELISAH
Gelap malam penuh kesunyian
Lamunan jauh menerawang angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan memudarkan kasih
Memutar hati menguak arti ilusi
Memedarkan beribu warni cahaya
Membayang menjauh dari arah cita
Katak merengek ikut meresah
Menggugah hati kala gelisah
Air hujan menetes berduka
Membasah bumi ikut bersedih
Gema kegundahan kian bertalu
Gemercik air melantun irama nan merdu
Berhembus angin membelai lembut
Gemerisik suara daun menghibur
Membangkit menggugah kalbu
Meliuk menari rumput nan ayu
Melambai perlahan seolah mengajak
Melepas duka menjemput cinta
Merayu bernyanyi kerinduan
Menyongsong esok akan kebahagiaan
BADAI DARAH
Oleh Fahmi Idris Al Bughuri Al Jawi
Semangat perjuangan sedang bekobar!!
Hancur kandas ditengah kecerobohan..
Peluru timah menelusuk badan
Menunggu waktu datanganya kematian
Bom berteriak pertanda memancing emosi
Terasa gempa seluruh tubuh ini
Tak peduli hidup mati
Mengajak malaikat maut untuk berkompromi
Satu dekade telah terlampaui
Peti kematian sudah tak mengerti
Ribuan pahlawan telah mati
Algojo terus menyiksa sembari menari
Dosa sudah tidak diperhitungkan
Karena telah buta oleh keduniawian
Tuhan hanya dianggap kebohongan
Takdir tak salah pun disalahkan
Nyawa hanya dihargai sebulir embun
Bagai sebuah nestapa diujung Kenangan
Kekalahan hanya menjadikan kesia sian
Kemenangan hanya menghasilkan kebosanan
KALIMAT TERAKHIR DENGAN HATI
Oleh Novi Hikmah Wati (akt)
 Terlambat kah untukku menyampaikan ini
Kata yang bersatu menjadi kalimat
Kalimat yang akan mengingat kan kita
Tentang indahnya perbedaan
Tentang perjalanan yang buat kita sampai disini
Dengan waktu yg berjalan sangat cepat
Hingga kita berada dibwah alam kesadaran
Meibaratkan itu memang mudah
Tapi melakukannya itu yang susah
Dengan perkataan seseorang akan tegar
Tapi dengan perkataan seseorang juga akan rapuh
Ku ingin kita diibaratkan seperti mata & tangan
Saat tangan terluka, mata menangis
Saat mata menangis tangan mengusap airmata
Karna disinilah kita saling menjaga
Sahabat bisa dibilang seperti bintang
Walaupun jauh dia tetap bercahaya
Meski kadang menghilang, namun dia tetap ada
Tak mungkin dimiliki, tapi tak mungkin bisa dilupakan
Dan selalu ada dalam hatii
Ya memang ..
Walaupun persahabatan bagaikan kaca pecah berserakan
Tapi itu bukan berarti akhir dari keindahan
Hamparan pecahannya masih bisa dijadikan cermin
Cermin untuk melihat sebuah kenangan
Mungkin benar kita akan berpisah
Tapi perpisahan bukanlah akhir dari semuanya
Kita berpisah hanya karena ingin lebih mngenal diri
Kita berpisah hanya karena harus melangkah
Melangkah berlari untuk mengejar impian
Impian yg telah menunggu kita untuk meraihnya
Dan kita sama mempunyai keyakinan
Yakin bahwa kita akan bersama lagi
Kita akan bermandi keringat tanpa jeda (saat olahraga)
Menghempas tangis bersama (saat video renungan)
Melemparkan canda tawa ke segala mata (saat brmain & brnynyi)
Semua hal kenangan indah pasti akan terulang
Dan ingatlah teman..
Jalani hidup kalian dengan keindahan
Jalani hidup kalian dengan kebenaran
Jalani hidup kalian dengan kasih sayang
Karna..
Dalam setiap keindahan selalu ada mata yg memandang
Dalam setiap kebenaran selalu ada telinga yg mendengar
Dan dalam setiap kasih selalu ada hati yg menerima
Ya.. terimakasih kawan
Semoga kalian ingat selalu dengan wajah
Wajah wajah teman yang berada di masalalu
Yaitu wajah sahabat kalian yg berada saat ini
Dan mungkin wajah teman dimasa lalu ..
Akan menjadi teman pendamping dimasa depan
DENGAR SUARA KAMI
Oleh Muhammad Ridwan Na’im
Sembilan belas empat lima
Proklamasi bergema
Teriakan “Merdeka” dan suka cita
Menghiasi Bumi Indonesia
Garuda pun naik tahta
Memekik dengan lantangnya
Sang saka pun mengudara
Berkibar dengan gagahnya
Namun seiring menuanya masa
Semua itu tinggal cerita
Mulai tercabik ibu pertiwi
Oleh ulah kaum priyayi
Mereka semakin kaya
Berjalan dengan sebelah mata
Tanpa melihat kami rakyat biasa
Yang mengemis makna merdeka
Tikus berdasi merajalela
Menggerogoti harta negara
Tak pernah kenyang perut mereka
Meski permata habis ditelannya
Kini merdeka telah sirna
Dari bumi indonesia
Kini merdeka tinggal kata
Tanpa arti, tanpa makna
Dengarlah suara kami, penguasa
Sudah tiadakah pemimpin yang bijaksana?
Yang memimpin tanpa menguras harta negara
Dengarlah suara kami, penguasa
Kembalikan merdeka yang telah sirna
Buatlah garuda kembali mengudara
Demi INDONESIA JAYA

SAJAK PERJUANGAN PEMUDA

Oleh Aditya prasetyo
Melihat berpuluh-puluh, tahun yang lalu.
Terlihat,bermacam-macam peristiwa yang mencekam.
Tangisan,perpecahan,perselisihan bahkan peperangan yang bersimbah darah pun tak terlewatkan,
demi negeri ini.hanya untuk negeri ini
Ya,itu zaman dulu ,
Apa yang terjadi pada zaman sekarang?
Yang hanya mementingkan kelompok,etnis ,dan dirinya sendiri. Dan melupakan negeri ini.l
alu pepatah berkata” Seperti kacang lupa pada kulit.”. .ini lah!!! Saat nya, para pemuda bangkit dari tidur mu.dan berdiri paling depan.

SEKALI MENGUDARA, TETAP JAYA DI UDARA Oleh Euniek Pakiding

Alunan kata-kata
Ciptakan sebuah maksud
Melodi-melodi lagu
Terdengar menyapa hati
Hanya terdengar maksud kata
Dalam komposisi sapaan lagu-mu
Menghibur, bahkan mengisi harmoni kehidupanku
Perpaduan bunyi-bunyi itu beserta kata
Bergema dalam sebuah tempat
Al-hasil… senyuman pun
Tak mampu mengekspresikannya
Aku mengudara…
Aku berbicara…
Bantuan musik memaksimalkan style-ku
Hadir di udara, tanpa harus terlihat
Tapi dunia riang menyambut
Sebut aku frekuenzi megahertz
Mengantar gelombang sinyal radio
Ditangkap oleh dunia hiburan
Didengar indera telinga yang kreatif
Untuk jadi motivasi melangkah
Kini aku mengudara lagi
Dan aku akan tetap berada di udara
Mencapai titik tinggi yang di sebut jaya
Maka kini aku berkata:
Sekali mengudara, akan tetap jaya di udara
Bersama sang inspirasiku

IMPREALISME HAWA NAFSU

Oleh Kurniawan Syah Putra
Sadarkah kita ?
Nafsu telah menjajah diri
Keegoisan, ketamakan, saling curiga, adu domba
Menjadi tradisi yang diwariskan kompeni.
Imperialisme oleh bangsa sendiri ?
Entahlah..
Sesuatu yang tak kasat mata
Namun terasa.
Negeri ini sedang digrogoti oleh sebagian kecil bangsa ini.
Ya… mereka yang berdiri di atas kepentingan mereka dan golongannya.
Siapa ?
Mereka yang berteriak “maling”
Padahal mereka merampok
di teriknya matahari.
Mereka berbisik “prihatin”
Di kegelapan mereka menikam.
Mereka seakan ikut mengusung
Gerbong lokomotif reformasi
Bertopengkan perubahan
Mengatas namakan jeritan rakyat.
Siapa berani menyangka
Perlawanan mereka
Karna kaki mereka terjepit
Bukan karna menolong
kaki saudara mereka yang terinjak-injak
Siapa pula berani menduga
Teriakan mereka
hanya lecutan bagi yang lain
Sementara mereka
Berkipas-kipas berdiam diri.
Hinga tirani tergantikan
Mereka berkoar
Seolah-olah mereka reformis sejati.

BIMBANG

Oleh Lino Neparasi
Sayup – sayup kasih masih terasa
Ku hirup rasa tanpa mendua
jejak kecil perlahan tersapu
membunuh imajinasi masa lalu
setengah sadar kupahat harap
hadirkan janji yang telah berlalu
Rasa itu penyakit mematikan
perlahan menjalar dan tak terhentikan
siapa mampu meninju rasa yang kian menjangkit
biarlah menjalar tanpa obat pembangkit
Pada siapa ku mengiba?
nyala lilin semakin redup
sayu mata menatap langit
kutulis mimpi dengan pahatan askara
haruskah kubertahan seperti domba dalam kadang kambing?
atau memberontak bebas merdeka
secuit sukma mengusik
tersesat di padang belantara?
Resah Kutatap hujan
dinginya menyiksa tanpa ampun
ku rindukan hangatnya mentari
dulu kau tak terlambat bersinar
mengapa?
mungkinkah alam cemburu dengan keakraban ini?
aku tak mengerti
Kutatap lagi semut di dinding
masih sama, dia bersahabat
aku lelah
ingin kurobohkan kokohnya pondasi
biar semuanya rata tak berbekas.

SUKAR

Oleh Ahmad Mashudi

Suruh dia menendang tongkat itu..
Yang menghadap keatas menjulang menantang..
Tiada takut roboh jengahnya hidup..
Lebih tak sanggup mati akan datang..
Seperti dalam karung harus lepas..
Berlari tak bosan melawan duri..
Darah yang keluar sakit tiada rasa..
Tak berkucur terobati nikmat..
Selalu ada lelah dalam tiap langkah..
Asal tak berhenti di sini..
Bijaklah sekuat pendirian hati..
Harus slalu kau tanya keberanian itu..
Pasti kau tahu banci kerdil bersembunyi..
Tertutupi ocehan celoteh hujatan maki..
Tampak emosi diri merangkul nyali..
Tapi seperti pedang berbalik sayat belati..
Lebam tergores bodoh yang tak disadari..
Sia-sia atau berarti sekali lagi..

DIORAMA

Oleh Anggalih Bayu Muh Kamim
Deras darah memeras daya
Keras tak salah, memelas segala upaya
Denyut menghanyut kelaraan
Sakit merakit kebenaran
Matanya sebelah picak,
Dayanya tlah meledak
Bum……… bum……..
Jedar………. jedor…….
Sang kepala kan jadi prasasti
Para tangan seakan dicaci maki
Sang kepala diberhalakan
Para tangan dilarungkan
Bum……… Jedar…………
Mengaum, memberontak cetar
Bum………. Jedor………….
Alum, daya mengendor
Tatkala rapuh, ketika tinggal kenangan
Jedar……….. Bum…………. Jedor……….
Tatkala Asar merah putih kendor
Daya beralih asa
Rasa beralih duka
Jedar…….. Jedor…………
Tiada tunjangan
Veteran kendor

BANGKIT

Oleh Selvi Deliana
Berhenti menatap elang yang terbang
Lihat bintang yang terang
Menghiasi langit begitu riang
Berkelap kelip sangat girang
Andai seribu cahaya ku pegang
Menerangi jiwa yang tegang
Menyinari diri yang malang
Menyingkirkan bodoh yang garang
Namun semangat tak meregang
Akan ku cari hidup yang gemilang
Untuk bangkit dan berjuang
Untuk sukses yang tak terbayang

Ini Negri Kita

Oleh Firly Naya
Bangunlah, Kawan
Berdirilah
Untuk apa kau terdiam
Ratapi saja nasib negrimu
Biarkan saja
Jika kau tak mau perubahan
Pagimu apa kau perbuat
Siangmu apa kau manfaat
Malammu semua terlewat
Bangunlah, Kawan
Negri ini milik kita
Tapi kau biarkan mereka ambil
Negri ini milik kita
Negri kita ini kaya
Bangunlah, Kawan
Lalu buka matamu
Engkau masih muda
Waktumu masih ada
Dan bergeraklah sekarang
Sekarang juga

TAK TAHU

Oleh Anggun Selvia
Ku duduk dikursi
ditemani meja kerja
dan bayangan alam
alam dengan angin yang berhembus
daun yang melambai- lambai
hingga terasa tanaman itupun asyik bergoyang…
Siang ini, aku terdiam dan melihat keelokan dunia
dengan membuka mata yang lebar
memandang dengan jarak terjauh
hingga pikiranpun tak terisi tanpa harap
Hatipun bicara,
Bicara dengan yang punya Dunia,
Bicara dengan pemberi segalanya,
“Tuhan, ku berdiri hingga sekarang ini bukan tanpa tujuan
Aku memeiliki harapan hidup yang begitu luar biasa
Aku yakin Engkau mengetahuinya &
Aku jg yakin Engkau melihatku
Aku tidak mau menghabiskan sisa waktumu kecuali sebagai pengabdian
ku ingin abdikan semua kepada Dia Ibuku Serta KepadaMu untk mencari Ridho…
Namun kadang aku berfikir,
mungkinkah ada hati yang terluka karena telah lama menungguku?
mungkinkah aku wanita yang berdosa karena cukup panjang memberi harapan tanpa jawaban…
haruskah aku mematahkan apa yang menjadi prisinpku?
Rasanya tidak Tuhan,
Bukan begitu jawabnya..
Namun
Aku harus tetap berdiri sebagai tumpuan hidup keluargaku…
 Maka Tuhan, beri aku jalan terbaikmu sebagai akhir kehidupanku
hingga nanti sampai batas waktu kau menjemputku..
karena sesungguhnya aku lah milikmu dan Engkaulah pemberi Segala…

Pemuda Untuk perubahan

Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis
Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal diam kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai pemuda untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)

Bambu Runcing

Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas

Indonesiaku Kini

Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa
Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai aku menemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)

Pahlawanku

Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)

Untuk Pahlawan Negriku

Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

Di Balik Seruan Pahlawan

Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
 Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)

Pengorbanan

Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)

Pupus Raga Hilang Nyawa

Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka…
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka…
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka…
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia

Untukmu Pahlawan Indonesiaku

Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan