20 November 2015

(Cerpen)



Mulutmu Harimaumu
Karya : M.Hanif Darussalam
       
           

            Pada suatu hari, ada seorang siswa di SMA negeri di kota Sekayu bernama Ramadhanto. Ia adalah murid yang pintar,baik,dan penyabar. Suatu ketika, ia harus pindah dari sekolahnya karena ayahnya yang bekerja sebagai polisi mengharuskannya berpindah pindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan Ramadhanto pun berpindah sekolah ke SMA Negeri Plus yang ada di kota Palembang ini.
           “Hei kamu, yang datang dari desa! .Beraninya kamu pindah ke SMA yang hebat ini. Di sekolah ini kau seperti tikus yang berada di kumpulan harimau!” remeh Yogi. Ya, Yogi adalah siswa yang pintar di sekolahnya, tetapi ia dikenal dengan kesombongannya dan kejahilannya yang tiada tara. Ramadhanto pun menyikapi sikap Yogi dengan penuh kesabaran bagai Nabi yang diberikan cobaan oleh Tuhannya.
           “Jangan gitu dong, dia kan baru pindah di sekolah ini. Harusnya kamu ngasih kesan yang baik gitu dengan Ramadhanto” oceh Cecil menasehati hati keras Yogi. Cecil adalah teman Yogi di sekolah, dan selalu menasehati Yogi di saat ia mulai mengoceh dan menggerutu seperti lebah. “Justru itu, karena ia murid baru di sini jadi ia harus kita beri pelajaran” kata Yogi (sambil memukul meja kelas yang ada di depannya).
            Esok harinya, Ibu Ida selaku guru fisika masuk ke kelas dan memberitahu kepada seluruh siswa di kelas akan ada penyeleksian olimpiade fisika di sekolah itu. “Silahkan tunjuk tangan bagi yang ingin mengikuti seleksi olimpiade fisika” Kata Ibu Ida. Ramadhanto pun menunjuk tangan dan sontak Yogi pun berkata “Hei kamu anak baru! ,kamu bisa apa di sekolah ini. Kamu itu hanya sampah di sekolah ini. Bandingkan dengan aku yang sudah mengharumkan nama sekolah ini dengan prestasi prestasi ku.” Teriak Yogi (sambil tertawa terbahak bahak bersama geng nya yang ada di kelas itu). Ibu Ida yang berada di depan kelas pun menghampiri Yogi di tempat duduknya dan melayangkan tamparan yang tepat dan sukses berat  mendarat di atas pipi mulus yang dimiliki Yogi.
           “Mulutmu seperti mulut orang yang tidak berpendidikan Yogi. Ibu sangat murka dan kecewa padamu. Berkali kali ibu ingatkan tetapi batas kesabaran ibu hanya sampai disini saja.Jagalah mulutmu karena mulutmu harimau mu.” Cerewet Ibu ida memarahi Yogi yang sedang mengelus-elus pipinya yang memerah seperti tomat matang yang segar.
                       
                                                                                                                                                                           

 Siang harinya Ibu Ida melaksanakan tes seleksi olimpiade fisika di laboratorium fisika. Dan hasilnya mengejutkan. Betapa tidak, Yogi yang biasanya selalu juara olimpiade di seluruh mata pelajaran kali ini gagal mendapat kursi olimpiade. Justru Ramadhanto yang sabar dan pintar itu mendapat kursi empuk olimpiade fisika di sekolah itu. “Mengapa saya tidak lulus Bu? Saya kan sudah terbukti memberi banyak prestasi untuk sekolah ini” tanya Yogi geram. “Memang kamu berprestasi, tetapi kelakuanmu menunjukkan seperti orang yang tidak berprestasi sama sekali. Orang yang pandai adalah orang yang mampu menjaga sifatnya dan bekerja keras demi tujuan yang diinginkannya. Daripada kamu ikut olimpiade, lebih baik kamu perbaiki sifatmu yang jelek itu.” Jelas Ibu Ida dengan bijaknya.
 Ramadhanto pun terus mengikuti pelatihan olimpiade dan mampu memberi prestasi terbaik untuk sekolahnya itu. Ia mendapat juara 1 olimpiade sains internasional dan membanggakan sekolahnya. Mendengar akan hal itu, Yogi pun marah dan kesal karena merasa tersaingi. Ia merusak benda yang ada disekitarnya. Sejak itu, ia selalu menjahili Ramadhanto hingga melewati batas wajar dan berlebihan. Ramadhanto pun habis kesabarannya dan ia pindah ke SMA Negeri unggulan yang letaknya berada di kecamatan Ilir Timur 2. Ramadhanto pun berbahagia dan gembira bersekolah di sekolah barunya tersebut yang aman,damai,tenteram,dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar