Mulutmu Harimaumu
Karya : M.Hanif Darussalam
Pada suatu
hari, ada seorang siswa di SMA negeri di kota Sekayu bernama Ramadhanto. Ia
adalah murid yang pintar,baik,dan penyabar. Suatu ketika, ia harus pindah dari
sekolahnya karena ayahnya yang bekerja sebagai polisi mengharuskannya berpindah
pindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan Ramadhanto pun
berpindah sekolah ke SMA Negeri Plus yang ada di kota Palembang ini.
“Hei kamu,
yang datang dari desa! .Beraninya kamu pindah ke SMA yang hebat ini. Di sekolah
ini kau seperti tikus yang berada di kumpulan harimau!” remeh Yogi. Ya, Yogi
adalah siswa yang pintar di sekolahnya, tetapi ia dikenal dengan kesombongannya
dan kejahilannya yang tiada tara. Ramadhanto pun menyikapi sikap Yogi dengan
penuh kesabaran bagai Nabi yang diberikan cobaan oleh Tuhannya.
“Jangan gitu
dong, dia kan baru pindah di sekolah ini. Harusnya kamu ngasih kesan yang baik
gitu dengan Ramadhanto” oceh Cecil menasehati hati keras Yogi. Cecil adalah
teman Yogi di sekolah, dan selalu menasehati Yogi di saat ia mulai mengoceh dan
menggerutu seperti lebah. “Justru itu, karena ia murid baru di sini jadi ia
harus kita beri pelajaran” kata Yogi (sambil memukul meja kelas yang ada di
depannya).
Esok
harinya, Ibu Ida selaku guru fisika masuk ke kelas dan memberitahu kepada
seluruh siswa di kelas akan ada penyeleksian olimpiade fisika di sekolah itu.
“Silahkan tunjuk tangan bagi yang ingin mengikuti seleksi olimpiade fisika”
Kata Ibu Ida. Ramadhanto pun menunjuk tangan dan sontak Yogi pun berkata “Hei
kamu anak baru! ,kamu bisa apa di sekolah ini. Kamu itu hanya sampah di sekolah
ini. Bandingkan dengan aku yang sudah mengharumkan nama sekolah ini dengan
prestasi prestasi ku.” Teriak Yogi (sambil tertawa terbahak bahak bersama geng
nya yang ada di kelas itu). Ibu Ida yang berada di depan kelas pun menghampiri
Yogi di tempat duduknya dan melayangkan tamparan yang tepat dan sukses
berat mendarat di atas pipi mulus yang
dimiliki Yogi.
“Mulutmu
seperti mulut orang yang tidak berpendidikan Yogi. Ibu sangat murka dan kecewa
padamu. Berkali kali ibu ingatkan tetapi batas kesabaran ibu hanya sampai
disini saja.Jagalah mulutmu karena mulutmu harimau mu.” Cerewet Ibu ida
memarahi Yogi yang sedang mengelus-elus pipinya yang memerah seperti tomat
matang yang segar.
Siang harinya Ibu Ida melaksanakan tes seleksi
olimpiade fisika di laboratorium fisika. Dan hasilnya mengejutkan. Betapa
tidak, Yogi yang biasanya selalu juara olimpiade di seluruh mata pelajaran kali
ini gagal mendapat kursi olimpiade. Justru Ramadhanto yang sabar dan pintar itu
mendapat kursi empuk olimpiade fisika di sekolah itu. “Mengapa saya tidak lulus
Bu? Saya kan sudah terbukti memberi banyak prestasi untuk sekolah ini” tanya
Yogi geram. “Memang kamu berprestasi, tetapi kelakuanmu menunjukkan seperti
orang yang tidak berprestasi sama sekali. Orang yang pandai adalah orang yang
mampu menjaga sifatnya dan bekerja keras demi tujuan yang diinginkannya.
Daripada kamu ikut olimpiade, lebih baik kamu perbaiki sifatmu yang jelek itu.”
Jelas Ibu Ida dengan bijaknya.
Ramadhanto pun terus mengikuti pelatihan
olimpiade dan mampu memberi prestasi terbaik untuk sekolahnya itu. Ia mendapat
juara 1 olimpiade sains internasional dan membanggakan sekolahnya. Mendengar
akan hal itu, Yogi pun marah dan kesal karena merasa tersaingi. Ia merusak
benda yang ada disekitarnya. Sejak itu, ia selalu menjahili Ramadhanto hingga
melewati batas wajar dan berlebihan. Ramadhanto pun habis kesabarannya dan ia
pindah ke SMA Negeri unggulan yang letaknya berada di kecamatan Ilir Timur 2.
Ramadhanto pun berbahagia dan gembira bersekolah di sekolah barunya tersebut
yang aman,damai,tenteram,dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar