Pertarungan menuju Pemilihan Kepala Daerah
atau Pilkada 2017 sudah semakin memanas. Bagaimana tidak, saling serang
dua calon terus terjadi, terlebih antara Basuki Tjahaja Purnama atau
Ahok dengan Sandiaga Uno. Kali ini datang dari calon Wakil Gubernur
urutan tiga tersebut yang angkat bicara.
Dikutip dari Kompas.com, Sandiaga
pada Selasa (1/1) sedang melakukan kampanye dengan blusukan di Pondok
Pesantren Nurul Jannah, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres,
Jakarta Barat. Dalam kunjungan tersebut, Sandi kembali mengajak warga
untuk memilihnya dan calon Gubernur pasangannya, Anies Baswedan.
Menurut Sandi, kondisi warga Jakarta sekarang membutuhkan uang untuk mencapai kemakmuran.
"Jadi, pilih nomor berapa ibu-ibu? Nomor 3!"
Sandi menyebut kalau kondisi Jakarta
sekarang membuat warga sulit mencari pekerjaan. Selain itu harga bahan
pokok yang tinggi juga membuat warga miskin semakin miskin. Sandi
menyebut kalau warga sebaiknya memilih nomor 3 untuk membawa
kesejahteraan bagi warga. Namun, Sandi juga sempat mengajak warga untuk
tidak mengajak lawannya dalam Pilkada.
Sandi menyebut kalau calon nomor 1 baik,
tapi belum berpengalaman. Sementara yang nomor 2 justru disebut jangan
dipilh saja. Menurutnya, dirinya dan Anies lebih baik serta
berpengalaman. Seperti yang kita tahu, pasangan calon DKI 1 ini sudah
memilih nomor mereka beberapa waktu silam. Pasangan nomor 1 yang
dimaksud adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Keduanyalah yang disebut tidak
berpengalaman. Namun, yang ditekankan Sandi untuk tidak dipilih adalah
pasangan nomor 2 yang adalah petahana Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Maka, Sandi kembali mengingatkan ibu-ibu yang hadir di Pondok Pesantren
Nurul Jannah untuk memilih nomor 3.
Tiga hal yang jadi impian warga Jakarta sekarang, "dompet terisi, perut kenyang, dan kepala cerdas".
Perseteruan tidak berujung Ahok - Sandiaga/Anies.
Ajakan untuk tidak memilih Ahok bukanlah yang pertama dari Sandiaga. Dilansir Merdeka.com, Sandiaga
pada kampanye dalam Majelis Taklim Chairunnisa Kedoya Utara, Jakarta
Barat untuk tidak menebar kebencian, tapi tidak perlu memilih saja.
Selain itu, kritik lain pun diluncurkan oleh pasangan Sandiaga, Anies
Baswedan.
Anies pada kunjungan ke Kampung Waru
Doyong, Jakarta Timur 16 Oktober 2016 silam, mempermasalahkan relokasi
atau penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur sekarang. Anies
berpendapat kalau relokasi buka sekadar jumlah penduduk dan lokasi baru.
Namun, harus dipikirkan pekerjaan, akses kesehatan sampai pendidikan.
Keduanya pun mempermasalahkan harga daging sapi di DKI dianggap lebih tinggi ketimbang Singapura.
Sementara Ahok juga
akhirnya merespon ajakan untuk tidak memilih dirinya. Ahok mengaku
kalau normal jika ada ajakan tersebut dari Sandiaga. Hal itu dikarenakan
Sandiaga dianggap sebagai penantang dan hal itu sah-sah saja dilakukan.
Selain itu, menanggapi masalah daging sapi, menurut Ahok, pasangan tersebut harusnya membuka data.
Menurutnya, baik Anies maupun Sandi tidak
memakai data, atau hasil temuan mereka salah. Maka dari itu, Ahok pun
mengajak pasangan itu untuk benar-benar terbuka dengan data dan program
nyata dalam debat nantinya. KPU sendiri diakui sudah mengatur perdebatan
tiga kali.
Nah, perseteruan ini biasa terjadi dalam
sebuah perebutan kursi pemerintahan. Sekarang kembali pada warga Jakarta
mana yang akan mereka pilih. Ketiganya akan menunjukkan program dan
janji-janji demi kesejahteraan warga DKI pada debat yang akan
berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Masa kampanye
telah berlangsung dari 26 Oktober 2016 kemarin. Masa kampanye akan
dibarengi dengan debat yang akan berakhir pada 11 Februari 2017
mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar