8 November 2016

Sandiaga Uno: "Nomor 2 Jangan Dipilihlah"

Pertarungan menuju Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2017 sudah semakin memanas. Bagaimana tidak, saling serang dua calon terus terjadi, terlebih antara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Sandiaga Uno. Kali ini datang dari calon Wakil Gubernur urutan tiga tersebut yang angkat bicara.
Dikutip dari Kompas.com, Sandiaga pada Selasa (1/1) sedang melakukan kampanye dengan blusukan di Pondok Pesantren Nurul Jannah, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Dalam kunjungan tersebut, Sandi kembali mengajak warga untuk memilihnya dan calon Gubernur pasangannya, Anies Baswedan.
Menurut Sandi, kondisi warga Jakarta sekarang membutuhkan uang untuk mencapai kemakmuran.

"Jadi, pilih nomor berapa ibu-ibu? Nomor 3!"

antarafoto-nomor-urut-cagub-cawagub-dki-251016-hma-4-fd7c6075f987fbaa7d410bfb54890c71.jpgHafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Sandi menyebut kalau kondisi Jakarta sekarang membuat warga sulit mencari pekerjaan. Selain itu harga bahan pokok yang tinggi juga membuat warga miskin semakin miskin. Sandi menyebut kalau warga sebaiknya memilih nomor 3 untuk membawa kesejahteraan bagi warga. Namun, Sandi juga sempat mengajak warga untuk tidak mengajak lawannya dalam Pilkada.
Sandi menyebut kalau calon nomor 1 baik, tapi belum berpengalaman. Sementara yang nomor 2 justru disebut jangan dipilh saja. Menurutnya, dirinya dan Anies lebih baik serta berpengalaman. Seperti yang kita tahu, pasangan calon DKI 1 ini sudah memilih nomor mereka beberapa waktu silam. Pasangan nomor 1 yang dimaksud adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Keduanyalah yang disebut tidak berpengalaman. Namun, yang ditekankan Sandi untuk tidak dipilih adalah pasangan nomor 2 yang adalah petahana Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Maka, Sandi kembali mengingatkan ibu-ibu yang hadir di Pondok Pesantren Nurul Jannah untuk memilih nomor 3.
Tiga hal yang jadi impian warga Jakarta sekarang, "dompet terisi, perut kenyang, dan kepala cerdas".

Perseteruan tidak berujung Ahok - Sandiaga/Anies.

antarafoto-penetapan-cagub-cawagub-dki-241016-hma-7-12a0b2f9500443d56b05832480f16fa6.jpgHafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Ajakan untuk tidak memilih Ahok bukanlah yang pertama dari Sandiaga. Dilansir Merdeka.com, Sandiaga pada kampanye dalam Majelis Taklim Chairunnisa Kedoya Utara, Jakarta Barat untuk tidak menebar kebencian, tapi tidak perlu memilih saja. Selain itu, kritik lain pun diluncurkan oleh pasangan Sandiaga, Anies Baswedan.
Anies pada kunjungan ke Kampung Waru Doyong, Jakarta Timur 16 Oktober 2016 silam, mempermasalahkan relokasi atau penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur sekarang. Anies berpendapat kalau relokasi buka sekadar jumlah penduduk dan lokasi baru. Namun, harus dipikirkan pekerjaan, akses kesehatan sampai pendidikan.

Keduanya pun mempermasalahkan harga daging sapi di DKI dianggap lebih tinggi ketimbang Singapura.

antarafoto-hari-terakhir-ahok-di-balaikota-271016-hma-1-188422a0fc82ea09e4c86c9814840d66.jpgHafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Sementara Ahok juga akhirnya merespon ajakan untuk tidak memilih dirinya. Ahok mengaku kalau normal jika ada ajakan tersebut dari Sandiaga. Hal itu dikarenakan Sandiaga dianggap sebagai penantang dan hal itu sah-sah saja dilakukan. Selain itu, menanggapi masalah daging sapi, menurut Ahok, pasangan tersebut harusnya membuka data.
Menurutnya, baik Anies maupun Sandi tidak memakai data, atau hasil temuan mereka salah. Maka dari itu, Ahok pun mengajak pasangan itu untuk benar-benar terbuka dengan data dan program nyata dalam debat nantinya. KPU sendiri diakui sudah mengatur perdebatan tiga kali.
Nah, perseteruan ini biasa terjadi dalam sebuah perebutan kursi pemerintahan. Sekarang kembali pada warga Jakarta mana yang akan mereka pilih. Ketiganya akan menunjukkan program dan janji-janji demi kesejahteraan warga DKI pada debat yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Masa kampanye telah berlangsung dari 26 Oktober 2016 kemarin. Masa kampanye akan dibarengi dengan debat yang akan berakhir pada 11 Februari 2017 mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar